Membelot, Pengurus Terancam Disanksi

JAMBI- Pernyataan Anggota Dewan Penasehat (Wanhat) DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi Kemas Faruq, mendukung pasangan kandidat lain selain kandidat yang diusung Golkar, membuat H Zoerman Manap Ketua DPD I Golkar Provinsi Jambi gerah. Bahkan, dia meminta klarifikasi, bila tidak akan mendapatkan sanksi. Zoerman Manap kepada wartawan mengaku sangat menyesalkan pernyataan Kemas Farouq yang secara terbuka membelot dengan mendukung pasangan di luar pasangan yang diusung Golkar, yakni pasangan H Burhanuddin Mahir-Kemas Fuad (BM-Kuad).


Padahal Golkar sudah memutuskan untuk mengusung Raden Azis Muslim (RAM)-Irwansyah (RAM-Irwansyah) dalam Pemilukada Muarojambi. “Kalau mau mendukung silakan saja. Tapi tidak perlu digembor-gemborkan ke media. Itu namanya memancing,” kata Zoerman, kemarin. Ditegaskannya, aksi membelot tersebut bukan kali pertama dilakukannya, melainkan sudah berulangkali. Hanya saja, selama ini, pihaknya masih memberikan toleransi.

‘’Ternyata setelah dibiarkan, dia terlalu sering berbuat pernyataan serupa. Perlu dia ketahui, Golkar ini bukan punya Zoerman. Teman, teman. Keluarga, keluarga. Tapi yang ini tidak bisa diberikan toleransi,” tegasnya.

Ketentuan dalam partai Golkar, bila kader maupun pengurus membelot, maka akan mendapatkan sanksi. Apalagi, seperti pernyataan yang disampaikan Kemas Faruq dinilainya tidak bisa didiamkan lagi. ‘’Intinya siapapun yang membelot dari keputusan partai harus mendapatkan sanksi,” katanya.

Hanya saja, dia tidak menyebutkan sanksi apa yang akan diberikan kepada Kemas Faruq yang telah terang-terangan menyatakan sikap mendukung pasangan lain di luar partai Golkar.

Menurut Zoerman, mendukung kandidat lain di luar partai Golkar pada hakikatnya tidak menjadi pesoalan. Asalkan, tidak dengan cara melakukan terbuka secara terang-terangan. ‘’Untuk pribadinya tidak masalah. Tapi jangan diungkapkan dihadapan media maupun dihadapan khalayak banyak,’’ terangnya.


Dicontohkannya, pada Pilbup Sarolangun beberapa waktu lalu, Golkar mendukung HBA-Cek Endra. ‘’Waktu itu adik ipar saya bernama Syahroni malah jadi pasangan Maryadi.  Jadi, keluarga boleh kaluarga. Tapi menjalankan keputusan partai harus. Kalau ada keluarga yang ke sana, ya silakan saja asal tidak digembor-gemborkan dengan membawa institusi Golkar,” tukasnya. (zie)
Software Iklan Baris Massal